Halaman

Senin, 25 April 2011

Tulisan V


Belajar dari Negara Tetangga

Banyak kisah sukses pembangunan industri yang bisa kita lihat dari Negara-negara tetangga. Hal ini tentunya bisa dijadikan bahan acuan Indonesia untuk menjadi semakin lebih baik lagi. Singapura dan Malaysia  bisa maju seperti sekarang karena pembanguna industri dan jasa yang semakin baik. Jepang dan korea selatan yang dahulunya tak jauh berbeda dengan Indonesia, sekarang menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Banyak hal yang kita bisa kita contoh dari kisah sukses beberapa Negara ini.

     Pada tahun 1961, delapan tahun setelah perang saudara dengan korea utara, pendapatan tahunan korea selatan berhenti pada $82 perorang. Penghasilan orang korea selatan rata-rata kurang dari separuh penghasilan warga Ghana ($179). Perang korea merupakan salah satu peran yang paling banyak menumpah darah sepanjang sejarah manusia dengan memakan empat juta korban jiwa hanya dalam waktu 3 tahun (1950-1953). Separuh jumlah pabrik di korsel dan lebih dari 75% rel kereta hancur. Negara ini telah memperlihatkan kemampuan organisasionalnya dengan berhasil menaikan rasio melek huruf penduduknya hingga 71% dari Cuma 22% pada tahun 1945. tetapi pada umumnya, korea ketika itu dipandang sebagai keranjang sampah kegagalan pembangunan. Laporan internal tahun 1950an dari USAID lembaga bantuan pemerintah AS menyebutkan korea sebagai sumur tanpa dasar. Ketika itu, ekspor utama korea adalah tugsten, ikan, dan komoditas-komoditas pokok lainnya.

     Hal ini tentunya mirip dengan Indonesia dimasa sekarang. Namun, kini korea selatan mengalami pertumbuhan yang sangat luar biasa. Samsung, sekarang dikenal sebagai salah satu eksportir terbesar dunia untuk telepon genggam, semikonduktor, dan computer. Padahal, kondisi jauh berbeda dengan sekarang. Perusahaan ini memulai dengan mengekspor ikan, sayuran, dan buah-buahan pada tahun 1938, tujuh tahun sebelum kemerdekaan korea dari jepang. Hingga tahun 1970an, bisnis utamanya adalah tekstil dan rafinasigula yang dimulai pada pertengahan 1950an. Ketika beralih ke industri semi konduktor dengan kepemilikan 50% saham dalam korea semikonduktor pada 1974, tak seorangpun yang menganggapnya serius. Samsung bahkan tidak memproduksi televisi berwarna hingga 1977 ketika perusahaan itu, pada 1983, mengumumkan niatnya untuk menyaingi industri semikonduktor kelas berat AS dan jepang, dengan mendesain chipnya sendiri, hanya sedikit orang yang bisa diyakinkan. Sekarang Samsung sudah menjadi salah satu perusahaan elektronik terbesar didunia. Korea selatanpun menjadi Negara maju dan menjadi bahan acuan bagi berbagai Negara lainnya.

     Hal senada juga terjadi dijepang. Pada suatu ketika, pembuat mobil terkenal dijepang mengekspor mobil penumpang pertamanya ke AS. Sebelumnya, perusahaan kecil itu hanya membuat tiruan dari Negara-negara kaya. Mobil yang dieksporpun jauh lebih bagus. Tetapi itu menjadi moment bagi Negara tersebut, eksportirnyapun ikut bangga. Sayangnya produk itu gagal. Mobil kecil itu tampak buruk dan pembeli enggan menggunakan uang mereka untuk mobil keluarga yang datang dari suatu tempat yang membuat produk kelas-kelas dua. Mobil-mobil itu harus ditarik dari pasar AS.

     Bencana ini memancing perdebatan besar dikalangan warga di Negara produsen. Banyak yang berpendapat, perusahaan itu mestinya tetap pada bisnis aslinya, yaitu memproduksi mesin-mesin tekstil yang sederhana. Lagipula ekspor utama jepang adalah sutra. Kalau perusahaan itu tidak bisa menghasilkan mobil bagus setelah 25 tahun mencoba, artinya Negara itu tidak mempunyai masa depan di bidang itu. Pemerintah telah memberikan si pembuat mobil setiap kesempatan untuk sukses. Pemerintah telah memberikan jaminan keuntungan besar di dalam Negara lewat tariff tinggi dan pengawasan modal ketat terhadap modal asing untuk industri mobil. Hamper sepuluh tahun sebelumnya, pemerintah bahkan memasok dana untuk menyelamatkan perusahaan yang telah bangkrut itu. Jadi, demikian pendapat orang selanjutnya, mobil luar sekarang harus dibiarkan masuk dengan bebas, dan para pembuat mobil asing yang telah ditendang ke luar 20 tahun sebelumnya, diperbolehkan untuk membuka took kembali.

     Ada yang tidak setuju, mereka mengatakan bahwa Negara tidak akan pernah kemana-mana jika tidak mampu membangun industri yang serius. Cuma dibutuhkan tambahan waktu untuk bisa membuat mobil yang menarik bagi setiap orang. Ketika tahun 1958, perusahaan yang dimaksud adalah Toyota dan mobil yang dibuat adalah toyopet. Toyota memulai usahanya dengan cara membuat mesin-mesin tekstil dan merambah ke pembuatan mobil pada 1933. pemerintah jepang mendepak genderal motor dan ford pada 1939 dan mengguyur uang bagi Toyota dari bank sentral.kini, mobil-mobil jepang dipandang sama alamiahnya dengan salmon skotlandia atau anggur perancis, tetapi tidak sampai 50 tahun yang lalu, kebanyakan orang, termasuk orang jepang, menganggap mobil buatan jepang tak perlu ada.

     Terakhir kita membahas singapura. Negara ini sangatlah kecil, mungkin Jakarta lebih besar ketimbang singapura. Akan tetapi Negara ini memiliki perusahaan Negara yang sangat sukses. Singapore airlines adalah salah satu perusahaan penerbangan yang paling tinggi di dunia. Sering dipilih sebagai perusahaan penerbangan paling disukai, ia efisien dan ramah. Tidak seperti penerbangan lain, Singapore airlines tak pernah merugi dalam 35 tahun sejarahnya.

     Perusahaan itu milik Negara, 57% dikontrol oleh temasek, holding company yang menjadi pemegang saham satu-satunya adalah kementrian keuangan singapura, termasuk holdings memiliki saham pengendali di sekumpulan besar perusahaan lain sangat efidien dan sangat menguntungkan. Sector BUMN singapura dua kali lebih besar daripada BUMN korea, bila diukur dari kontribusinya bagi produk nasional. Kalau diukur dari investasi nasional keseluruhan, besarnya hamper tiga kali lipat dibandingkan korea. Sector BUMN korea sendiri sekitar dua kali lebih besar dari argentina dan lima kali lebih besar dari Filipina, diukur dari andilnya pada pendapatan nasional. Tetapi, baik argentina maupun Filipina secara popular dipercaya telah gagal karena terlalu banyak beban, sementara korea dan singapura sering diberi tabik sebagai kisah suksek pembangunan ekonomi yang dipacu noleh sector swasta.

     Inilah kisah sukses ketiga Negara tetangga yang seharusnya bisa ditiru oleh Indonesia. Kita bisa membangun banyak hal disini dan pasti bisa mengalahkan pencapaian yang telah dicapai korea selatan, jepang, dan singapura. Indonesia mempunyai kemampuan untuk mencapainya dan yang terpenting adalah adanya niat yang besar serta keseriusan dari pemerintah. Pemerintah harus benar benar terjun langsung agar nantinya Indonesia bisa memiliki industri atau perusahaan-perusahaan top yang bisa mengangkat derajat dan perekonomian Indonesia

Sumber : buku Perekonomian Indonesia di Mata Anak Muda UI   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar