BUNDA
Pahit
getir kau telan sendirian
hanya
untuk menciptakan bahagia dihatiku
Entah
dimana adilnya itu
tapi
aku tak pernah sadar
Kau
rengkuh aku saat ku lelah tak berdaya
namun
justru kulupai mu saat aku sehat dan bertenaga
Mencari
kesenanganku sendiri
padahal
saat itu juga kau tukar kegembiraanmu untuk berjuta gelak tawa di bibirku
Bunda....
mengapa
aku baru membuka mata
saat
kau menutup nya
Mengapa
aku tersadar
ketika
kau telah tiada
Mengapa
aku tak sempat membalas satu dari berjuta indahnya masa remajaku
yang
kau ciptakan untukku
Bunda.....
Mengapa
hanya kata mengapa yg kini mampu aku tuai bundaaaaaaa
Aku
menyesaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaal................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar