POSITIFKAN HUBUNGAN KE DALAM
Sebagai bagian dari
proses untuk menjadi orang yang berfikir positif itu, langkah yang kita lakukan
adalah mempositifkan hubungan ke dalam atau hubungan dengan diri sendiri. Ini
akan menghasilkan self concept yang bagus, self esteem yang bagus, atau self
transformation yang bagus. Bagaimana langkahnya? Langkah fundamental yang perlu
kita lakukan adalah :
Pertama, temukan sisi
sisi positif yang ada didalam diri anda lalu gunakan itu untuk mencapai tujuan
tertentu atau untuk mewujudkan prestasi. Sisi sisi positif ini bisa berbentuk,
antara lain :
-
Bakat / keunggulan alamiah yang anda
miliki
-
Ilmu pengetahuan / pengalaman yang anda
miliki
-
Sifat-sifat positif yang anda miliki
-
Nilai-nilai positif yang anda yakini
-
Resource tertentu yang anda miliki,
misalnya : fasilitas, dukungan keluarga / orang lain, atau “nasib baik” yang
melekat pada diri anda
Kenapa ini penting
untuk ditemukan dan digunakan? Alasannya sederhana saja. Kalau kita tidak dapat
menemukan berbagai bentuk sisi positif yang ada pada diri kita, maka kitapun
tidak punya alasan yang begitu kuat untuk berfikir positif pada diri sendiri.
Perlu kita sadari bahwa
setiap orang itu memiliki sisi-sisi positif yang kerap disebut potensi. Sama
juga bahwa setiap orang memiliki kekurangan atau bisa kita sebut sisi-sisi
negatif. Bedanya, sisi positif itu tidak muncul secara otomatik. Ini beda
dengan posisi negatif. Supaya sisi positif itu muncul, ini membutuhkan usaha
penggalian.
Ibarat tambang emas,
biasanya emas yang ada di dalam tambang itu menempel pada bebatuan di tempat
yang tidak kelihatan mata. Untuk mengambil emas itu dibutuhkan penggalian,
pengolahan dan pemasaran atau penggunaan.
Agama, karena itu,
menganjurkan kita untuk bersyukur. Bersyukur disini bukan hanya sebatas kita
mengucapkan alhamdulillah (segala puji bagi Allah). Ucapan demikian termasuk
dalam pengertian syukur juga, tetapi kalau dilihat dari skalanya, tentu masih
rendah, atau kurang “ngefek”. Skala kesyukuran yang paling tinggi adalah ketika
kita sudah menggunakan potensi atau sumbernya (resource) untuk meraih tujuan
tujuan positif (kesuksesan atau prestasi) berdasarkan keadaan kita dengan
cara-cara yang tidak melanggar. Untuk bisa syukur dengan skala seperti ini
harus dimulai dari penilaian yang positif.
Kedua, rumuskan tujuan
yang jelas. Tujuan adalah sasaran yang benar-benar ingin kita raih dari apa
yang kita lakukan hari ini. Tujuan ini berbeda dengan khayalan. Khayalan itu
biasanya berupa sesuatu yang ingin kita raih, tapi dasarnya bukan usaha. Semua
orang berprestasi pikirannya dipenuhi tujuan-tujuan yang jelas.
Apa hubungan antara
tujuan dan pikiran positif? Tentu hubungan itu sangat jelas. Ketika mengisi
hari-hari kita dengan usaha untuk mencapai tujuan itu, batin kita dinamis.
Ketika batin ini dinamis maka kita bisa merasakan sesuatu yang positif dalam
diri kita. Ketika kita bisa merasakan sesuatu yang positif, maka kita pun jauh
lebih mudah melihat sisi-sisi positif yang ada dalam diri kita. Ini akan
berbeda seratus persen dengan ketika batin kita mandek dan langkah kita mandek.
Batin yang mandek akan mengeluarkan kotoran dan kotoran itu akan berimbas pada
munculnya kebiasaan negatif. Salah satu bentuk riil dari kotoran negatif itu
adalah kemalasan.
“sebagian besar kesuksesan muncul
dari kegagalan.
Saya menjadi seorang kartunis karena saya gagal meraih tujuan saya menjadi
eksekutif.”
(Scott Adams, American Cartoonist)
“kalau kita membaca, maka yang
bertambah baik
bukan saja ilmu kita atau wawasan
kita.
Penilaian dan perasaan kita
terhadap diri sendiri pun akan membaik.”
Sumber
: Buku Kedasyatan Berfikir Positif oleh A.N Ubaedy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar